Penggunaan internet kini menjadi salah satu sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Internet memudahkan penggunanya di saat menjalani aktivitas yang padat setiap harinya ditambah dengan kebutuhan mereka untuk memperoleh informasi yang cepat. Pesatnya pengguna internet di dunia seiring dengan menjamurnya website-website baru. Namun, Internet Protocol (IP) Address yang biasa digunakan, diduga akan habis pada 2010 nanti.
Hal tersebut tertera pada keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) pada Rabu (25/11) melalui Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo. Gatot menuturkan bahwa sejak 1983 hingga saat ini, sistem pengalamatan yang umum digunakan adalah IPv4 (IP versi 4-red) dengan kapasitas alamat sebesar 4,294,967,296 (4 miliar lebih).
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), lembaga resmi internasional pengelola alamat IP mengeluarkan data, bahwa jumlah tersisa dari IPv4 saat ini tinggal kurang lebih 10% dari kapasitas awal, atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa serta perkembangan teknologi telekomunikasi masa mendatang yang cenderung berbasis IP.
“Menurut perhitungan secara matematis yang dilakukan oleh seorang analis senior di APNIC, Geoff Houston, alokasi IPv4 yang tersisa di IANA akan habis pada tahun 2010 dan habisnya IPv4 tersebut akan disusul pada tingkat regional pada tahun 2011 serta pada tingkat pengguna (lokal) pada tahun 2012,” jelas Gatot.
Kondisi ini sendiri merupakan percepatan penggunaan IPv4, karena menurut prediksi awal yang dibuat pada 2006, diperkirakan baru akan habis pada tahun 2014. Melihat tren penggunaan saat ini dan tingginya tingkat pertumbuhan layanan internet yang dipicu perkembangan teknologi broadband wireless access, maka proyeksi habisnya IPv4 bukan tidak mungkin akan lebih cepat dari 2012.
Kebutuhan IP Address dalam jumlah besar ternyata sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh para pakar dunia internet. Internet Engineering Task Force (IETF), tahun 1994 telah merillis teknologi masa depan pengalamatan internet, yaitu IPv6. Saat kemunculannya, IPv6 memang secara resmi disebut sebagai IP Next Generation (disingkat IPng) yang pada masa depan dipersiapkan menjadi inti dari teknologi internet masa depan.
Ditjen Postel Departemen Kominfo sendiri telah mengadakan workshop mengenai IPv6 pada 25 November lalu di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Acara bertajuk "Hands-on Training Dasar IPv6 2009" ini menghadirkan sejumlah pembicara dari APJII, Dnet, BRTI, APNIC, UI, PT Telkom dan Detik.com.
Khusus di Indonesia, penerapan IPv6 sebagai inti implementasi internet masa depan juga merupakan dukungan yang kuat terhadap cita-cita Indonesia dalam menaikkan peringkatnya pada ICT Development Index (IDI, 2007 Indonesia peringkat 108).
Bertambahnya akses yang lebih luas, serta pengguna yang lebih banyak, adalah sebagian dari parameter utama IDI yang memungkinkan Indonesia menaikkan peringkatnya dan masuk dalam 100 besar rangking IDI. Di wilayah Asia Tenggara, Vietnam ada di peringkat 92, disusul Filipina pada urutan 91, Malaysia menempati peringkat 52 serta Singapura di posisi 15.
“Maka implementasi IPv6 menjadi bagian tak terpisahkan, dari usaha bersama untuk meningkatkan peluang akses informasi dan komunikasi bagi seluruh rakyat Indonesia, dan secara tidak langsung menaikkan peringkat IDI Indonesia,” jelas Gatot.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar