Senin, 14 Juni 2010

Tipe data dan algoritma dasar

Beda Tipe Data & Algoritma

Program menerima input dari user, diproses, hasilnya ditampilkan (output).
Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
Materi Tipe Data fokus pada Variabel Panjang, Lebar dan Luas serta Operator yang berlaku kepadanya misal ‘*’.
Materi Algoritma Dasar fokus pada Urutan pekerjaan yang dilakukan pada Input, Proses & Output.


Konsep Tipe Data (1)

Program menerima input dari user, diproses, hasilnya ditampilkan (output).
Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
Panjang dan Lebar merupakan variabel yang bertipe angka, kalo huruf maka program akan error karena
“e * y” tidak berlaku. Angka merupakan tipe integer sedangkan “e” bertipe char (huruf)


Konsep Tipe Data (2)

Tipe Data masukan dibagi menjadi 2 yaitu Tipe Dasar dan Tipe Bentukan
Tipe Dasar merupakan tipe yang diberikan oleh Bahasa Pemrograman. Misal integer, string, character, real dan boolean.
Tipe Bentukan merupakan tipe yang dibuat oleh Programmer dibentuk dari beberapa tipe dasar atau tipe bentukan yang lain. Misal tipe Jam terdiri atas 3 integer yang berisi Jam, Menit dan Detik.


Tipe Data Dasar (1)

Tipe masukan dari user:
integer : bilangan bulat (2,3,4,67,87)
char : huruf (a,b,b,c,f)
string : kata (“aku”,”kamu”)
real : angka desimal (3,5,4/7)
boolean : benar dan salah


Tipe Data Dasar (2)

Masukan dibedakan dalam berbagai tipe karena setiap tipe mengalami proses yang berbeda.
Misal tipe integer bisa dibagi, dikali, dipangkat. Sedangkan tipe string bisa dipotong, digabungkan dan dituliskan di layar.
Pembagian, perkalian, penggabungan disebut dengan operator


Tipe Data Dasar (3)

Integer * integer = integer
integer/integer = real
String + string = string
Char + char = string
Boolean and boolean = boolean
Boolean or boolean = boolean
Integer > integer = boolean {perbandingan}
real < real = boolean {perbandingan}
Char = char = boolean {perbandingan}



Tipe Dasar (4)


Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
Panjang, Lebar, Luas : integer
Contoh: Program SegiTiga.exe
Input : Alas dan Tinggi
Proses : Luas = ½ Alas * Tinggi
Output : Luas
Alas,Tinggi :Integer sedangkan Luas : Real.



Langsung aja contoh programnya, biar lebih mantab...! cekidot...

Contoh Program Luas Persegipanjang

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’);
read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’);
read(L);
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.


nah mudah kan, berikutnya contoh program luas segitiga..! cekidot..


Program segitiga;
Var
Luas : real;
A,T : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Alas : ’);
read(A);
writeln(‘Masukkan Tinggi : ’);
read(T);
Luas := ½ * A * T;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.


nah itu lah sedikit contoh program tentang luas... sekarang misal program type waktu ato tanggal..

Dibentuk dari berbagai tipe dasar atau tipe bentukan. Isinya bergantung kebutuhan.
Misal tipe Jam terdiri 3 integer (Jam, Menit dan Detik), Tanggal terdiri 3 integer (Tanggal, Bulan, Tahun)
Misal Tipe Waktu terdiri dari sebuah tipe Jam dan sebuah Tipe Tanggal

contoh program.

{Nama File : cetakjam.pas }
{Definisi : menerima masukan jam dan menampilkan }
{Pogramer : M. Taufiq Nuruzzaman}
{Tanggal : 9 Februari 2007}
program cetakjam;
Type {membentuk tipe data baru berupa tipe bentukan}
Jam = record {tipe baru bernama ‘Jam’}
J : integer; {J untuk nilai Jam}
M : integer; {M untuk nilai Menit}
D : integer; {D untuk nilai Detik}
end;
Var {Variabel}
J1,J2 : Jam; {J1 dan J2 bertipe Jam}

begin
write('Masukkan Jam 1 : '); readln(J1.J);
write('Masukkan Menit 1: '); readln(J1.M);
write('Masukkan Detik 1: '); readln(J1.D);
write('Masukkan Jam 2 : '); readln(J2.J);
write('Masukkan Menit 2: '); readln(J2.M);
write('Masukkan Detik 2: '); readln(J2.D);
{writeln(J1); error !!!}
{writeln(J2); error !!!}
{error: Can Not read and Write for this type}
writeln('Jam Pertama:',J1.J,':',J1.M,':',J1.D);
writeln('Jam Kedua :',J2.J,':',J2.M,':',J2.D);
end.



Plus/Minus Tipe Bentukan

Lebih mudah dipahami karena sesuai dengan persepsi manusia bahwa Jam adalah Jam daripada 3 integer yang dipandang sebagai Jam.
Operator, Fungsi & Prosedur Standar tidak berjalan untuk tipe bentukan. Misal write(J2) error!, J1 + J2 error!
Operator, Fungsi dan Prosedur harus dibuat khusus untuk tipe bentukan tertentu.
Memudahkan programer jika akan menambah Variabel bertipe Jam. Kita bisa buat J1,J2,J3 dst tanpa membuat tipe Jam lagi.



Konsep Algoritma (1)

Program menerima input dari user, diproses, hasilnya ditampilkan (output).
Contoh: Program Persegipanjang.exe
Input : Panjang dan Lebar
Proses : Luas = Panjang * Lebar
Output : Luas
Jika Proses dilakukan sebelum Input maka Ouput menjadi salah walaupun tipe datanya benar.


Konsep Algoritma (2)

Algoritma Dasar dibagi menjadi 3 yaitu
1. Sequence (Urutan)
2. Conditional (Pilihan)
3. Looping (Pengulangan)
Dengan 3 senjata itu kita akan menyelesaikan permasalahan di dunia dengan program!



Sequence (Urutan)


Sequence penting karena langkah-langkah program bergantung pada langkah sebelumnya.
Luas = Panjang * Lebar, bisa dilakukan jika Panjang dan Lebar sudah diketahui dari masukan user.
Setiap langkah akan mengubah status program. Ketika program pada posisi “readln(Panjang)”, status program adalah menunggu masukan dari user yang akan disimpan pada variabel Panjang.

Contoh program Sequence (Urutan)

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
Luas := P * L; {P & L belum ada nilainya}
writeln(‘Masukkan Panjang : ’);
read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’);
read(L);
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.


Conditional (Pilihan)

IF-THEN-ELSE memberi 2 pilihan jika IF-THEN benar maka statement pertama dijalankan, jika tidak maka statement kedua dijalankan.
IF-THEN bisa tanpa ELSE, Jika IF-THEN benar maka dijalankan jika tidak program berlanjut.
Jika lebih dari 2 pilihan menggunakan NESTED-IF (IF Bersarang), di dalam IF ada IF lagi.
Bisa juga menggunakan CASE-OF-ELSE-END untuk banyak kasus.

( " Buat program yang menerima masukan Panjang dan Lebar kemudian menampilkan Luas dari persegipanjang tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari Lebar maka mengirimkan pesan kesalahan." )

contoh :

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
if (P > L) then
begin
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end else
begin
writeln(‘Masukan Anda salah, Panjang < Lebar’);
end;
End.

jadi program ini akan muncul pesan ‘Masukan Anda salah, Panjang < Lebar’ , apabila masukan panjang lebih kecil dari masukan lebar.!!!

("Buat program yang menerima masukan Panjang dan Lebar kemudian menampilkan Luas dari persegipanjang tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari Lebar program berhenti.")

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
if (P > L) then
begin
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end;
End.

jadi program akan berhenti apabila masukan panjang lebih kecil dari masukan lebar..




Looping (Perulangan)


Merupakan algoritma untuk melakukan tindakan yang sama berulang-ulang sampai berhenti.
Looping dibedakan menjadi 2 yaitu conditional dan unconditional.
Conditional, jika looping berhenti karena suatu kondisi tertentu. Versi looping ini adalah REPEAT-UNTIL dan WHILE-DO-END.
Unconditional, jika looping berhenti karena sudah mencapai nilai tertentu yang didefinisikan di awal.Versi ini adalah FOR-TO-DO.

( "Buat program yang menerima masukan Panjang dan Lebar kemudian menampilkan Luas dari persegipanjang tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari Lebar maka dilakukan proses input data lagi sampai dengan terpenuhi Panjang lebih besar dari Lebar." )

contoh program :

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L : integer;
Begin
repeat
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
until (P > L);
{P pasti sudah lebih besar dari L}
Luas := P * L;
writeln(‘Luas : ’,Luas);
End.


( "Buat program yang menerima masukan Panjang dan Lebar kemudian menampilkan Luas dari persegipanjang tersebut. Jika Panjang lebih kecil dari Lebar maka dilakukan proses input data lagi sampai dengan terpenuhi Panjang lebih besar dari Lebar. Luas ditampilkan di layar sebanyak 10 kali." )

contoh :

Program persegipanjang;
Var
Luas, P, L, i : integer;
Begin
repeat
writeln(‘Masukkan Panjang : ’); read(P);
writeln(‘Masukkan Lebar : ’); read(L);
until (P > L);
Luas := P * L;
for i:= 1 to 10 do {dari 1 s/d 10 lakukan!}
begin
writeln(‘Luas : ’,Luas);
end;
End.



oke..
semoga bermanfaat....
Rabu, 09 Juni 2010

Fitur-fitur Mikrotik

* Firewall and NAT - stateful packet filtering; Peer-to-Peer protocol filtering; source and destination NAT; classification by source MAC, IP addresses (networks or a list of networks) and address types, port range, IP protocols, protocol options (ICMP type, TCP flags and MSS), interfaces, internal packet and connection marks, ToS (DSCP) byte, content, matching sequence/frequency, packet size, time and more…

* Routing - Static routing; Equal cost multi-path routing; Policy based routing (classification done in firewall); RIP v1 / v2, OSPF v2, BGP v4

* Data Rate Management - Hierarchical HTB QoS system with bursts; per IP / protocol / subnet / port / firewall mark; PCQ, RED, SFQ, FIFO queue; CIR, MIR, contention ratios, dynamic client rate equalizing (PCQ), bursts, Peer-to-Peer protocol limitation

* HotSpot - HotSpot Gateway with RADIUS authentication and accounting; true Plug-and-Play access for network users; data rate limitation; differentiated firewall; traffic quota; real-time status information; walled-garden; customized HTML login pages; iPass support; SSL secure authentication; advertisement support

* Point-to-Point tunneling protocols - PPTP, PPPoE and L2TP Access Concentrators and clients; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; MPPE encryption; compression for PPPoE; data rate limitation; differentiated firewall; PPPoE dial on demand

* Simple tunnels - IPIP tunnels, EoIP (Ethernet over IP)

* IPsec - IP security AH and ESP protocols; MODP Diffie-Hellman groups 1,2,5; MD5 and SHA1 hashing algorithms; DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256 encryption algorithms; Perfect Forwarding Secrecy (PFS) MODP groups 1,2,5

* Proxy - FTP and HTTP caching proxy server; HTTPS proxy; transparent DNS and HTTP proxying; SOCKS protocol support; DNS static entries; support for caching on a separate drive; access control lists; caching lists; parent proxy support

* DHCP - DHCP server per interface; DHCP relay; DHCP client; multiple DHCP networks; static and dynamic DHCP leases; RADIUS support

* VRRP - VRRP protocol for high availability

* UPnP - Universal Plug-and-Play support

* NTP - Network Time Protocol server and client; synchronization with
GPS system

* Monitoring/Accounting - IP traffic accounting, firewall actions logging, statistics graphs accessible via HTTP

* SNMP - read-only access

* M3P - MikroTik Packet Packer Protocol for Wireless links and Ethernet

* MNDP - MikroTik Neighbor Discovery Protocol; also supports Cisco Discovery Protocol (CDP)

* Tools - ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dynamic DNS update tool

Layer 2 connectivity:

* Wireless - IEEE802.11a/b/g wireless client and access point (AP) modes; Nstreme and Nstreme2 proprietary protocols; Wireless Distribution System (WDS) support; virtual AP; 40 and 104 bit WEP; WPA pre-shared key authentication; access control list; authentication with RADIUS server; roaming (for wireless client); AP bridging

* Bridge - spanning tree protocol; multiple bridge interfaces; bridge firewalling, MAC

* VLAN - IEEE802.1q Virtual LAN support on Ethernet and wireless links; multiple VLANs; VLAN bridging

* Synchronous - V.35, V.24, E1/T1, X.21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco HDLC, Frame Relay line protocols; ANSI-617d (ANDI or annex D) and Q933a (CCITT or annex A) Frame Relay LMI types

* Asynchronous - s*r*al PPP dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; onboard s*r*al ports; modem pool with up to 128 ports; dial on demand

* ISDN - ISDN dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; 128K bundle support; Cisco HDLC, x75i, x75ui, x75bui line protocols; dial on demand

* SDSL - Single-line DSL support; line termination and network termination modes

Instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC yang akan dijadikan router dan tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.

Berikut spec_minimal nya :

* CPU dan motherboard - bisa dgn P1 ~ P4, AMD, cyrix asal yang bukan multi-prosesor

* RAM - minimum 32 MiB, maximum 1 GiB; 64 MiB atau lebih sangat dianjurkan, kalau mau sekalian dibuat proxy , dianjurkan 1GB… perbandingannya, 15MB di memori ada 1GB di proxy..

* HDD minimal 128MB parallel ATA atau Compact Flash, tidak dianjurkan menggunakan UFD, SCSI, apa lagi S-ATA (mungkin nanti Ver. 3.0)

* NIC 10/100 atau 100/1000

Untuk keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

Lebih lengkap bisa dilihat di www.mikrotik.com. Meskipun demikian Mikrotik bukanlah free software, artinya kita harus membeli licensi terhadap segala fasiltas yang disediakan. Free trial hanya untuk 24 jam saja.

Kita bisa membeli software MikroTik dalam bentuk “licence” di CITRAWEB, UFOAKSES, PC24 (atau download kracknya, he he he …) yang diinstall pada HardDisk yang sebelumnya download/dibuat MikroTik RouterOS ISO kekeping CD atau disk on module (DOM). Jika kita membeli DOM tidak perlu install tetapi tinggal pasang DOM pada slot IDE PC kita.
Selasa, 08 Juni 2010

Konfigurasi Awal mikrotik

Udah beres instal mikrotik nya?? sekarang tantangan ke-2 setelah nginstal yaitu Configure.

Pertama-tama untuk bisa configure si mikrotik ini, tentu aja kamu harus login dulu...


Kita mulai ya,,,


Topologi nya:

(Modem)----(Mikrotik Router OS)----(Switch)---(Client)

1. Rubah nama interface

Quote:
[uye@mikrotik]> interface
[uye@mikrotik] interface > pr
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R Ether0 ether 0 0 1500
1 R Ether1 ether 0 0 1500
[uye@mikrotik] interface > edit 0 -> Trus rubanama nya misal dari Ehter0 jadi WAN[ctrl+o]
karena saya pemalas jadi gak dirubah2, hehe

saya asumsikan
Ether0 = wan - xxx
Ether1 = LAN - yyy



2. Konfigurasi IP Address
Sebelum bisa pake winbox untuk konfigurasi lebih lanjut, kita harus udah konfigurasi in dulu ip address nya:

Quote:
[uye@mikrotik]> ip address
[uye@mikrotik] ip address> add address=xxx.xxx.xxx.2/30 interface=Ether0
[uye@mikrotik] ip address> add address=yyy.yyy.yyy.1/24 interface=Ether1

[uye@mikrotik] ip address> pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 xxx.xxx.xxx.2/30 xxx.xxx.xxx.0 xxx.xxx.xxx.7 Ether0
1 yyy.yyy.yyy.1/24 yyy.yyy.yyy.0 yyy.yyy.yyy.255 Ether1

[uye@mikrotik] ip address>


3. Konfigurasi IP Route
Biar si-routing table ngarah ke isp/gateway

Quote:
[uye@mikrotik]> ip route add gateway=xxx.xxx.xxx.1
[uye@mikrotik]> ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf
# DST-ADDRESS PREF-SRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE
0 ADC yyy.yyy.yyy.0/24 yyy.yyy.yyy.1 Ether1
1 ADC xxx.xxx.xxx.0/30 xxx.xxx.xxx.2 Ether0
2 A S 0.0.0.0/0 r xxx.xxx.xxx.1 Ether0
[uye@mikrotik]>

4. Konfigurasi DNS

Quote:
[uye@mikrotik]> ip dns set primary-dns=202.155.0.10
[uye@mikrotik]> ip dns set secondary-dns=202.155.0.15
[uye@mikrotik]> ip dns pr
primary-dns: 202.155.0.10
secondary-dns: 202.155.0.15
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 1849KiB
[uye@mikrotik]>

5. Konfigurasi NAT~wajib neh
Biar jaringan kita g kliatan dari luar(secara kasar)

Quote:
[uye@mikrotik]> ip firewall add chain=srcnat out-interface=ether0 action=masqurade

Slese daeh,,,
sekarang coba ping ke gateway & dns dari mikrotik, kalo REPLY berarti dah Connect..
Senin, 07 Juni 2010

Instalasi Mikrotik

Tentang Mikrotik

MikroTikls [dengan trade name MikroTik®] didirikan tahun 1995 bertujuan mengembangkan sistem ISP dengan wireless. MikroTikls saat ini telah mendukung sistem ISP dengan wireless untuk jalur data internet di banyak negara, antara lain Iraq, Kosovo, Sri Lanka, Ghana dan banyak negara lainnya.

Pengalaman dalam melakukan instalasi di Latvia menempa kami dengan kondisi serupa di negara-negara pecahan Uni Soviet dan negara berkembang lainnya. Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia perangkat lunak sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan, kontrol, dan fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem routing dengan menggunakan komputer standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari RADIUS modem pool, hingga sirkuit backbone dengan DS3.

MikroTik berlokasi di Riga, ibukota Latvia, dengan 50 orang karyawan. Mikrotik juga menjalankan sebuah ISP kecil, sebagai media percobaan untuk pengembangan routerOR software.

Mikrotik Router OS

Mikrotik Router OS adalah system operasi varian linux atau unix yang fungsi utamanya untuk routing, system operasi ini dipersenjatai dengan berbagai macam metode routing yang lengkap. Akan tetapi Microtik Router OS, bukan sebuah open source dibawah badan GNU. Untuk menggunakan sistem operasi ini kita harus membeli lisensi ke Microtik. Pembelian lisensi Microtik Router OS yang di tawarkan oleh perusahan Microtik, tidak begitu mahal untuk standar Router OS.

Mikrotik Router OS dibagi-bagi menjadi beberapa level, setiap levelnya berbeda-beda fitur yang diberikan. Dan harga lisensi yang dibayar untuk menggunakan sistem operasi ini tergantung dengan level Router OS tersebut. Untuk lisensi RouterOS Level 4 tanpa DOM berkisar Rp 400.000,- dengan DOM Rp 750.000,-, lisensi RouterOS Level 5 tanpa DOM berkisar Rp 850.000,- dengan DOM Rp 1.200.000,-, dan lisensi RouterOS Level 6 tanpa DOM berkisar Rp 2.000.000,- dengan DOM Rp 2.350.000,-.

Sumber: HISAM YAFA

Instalasi Mikrotik RouterOS

Pastiin kamu dah punya cd Mikrotik nya (klo blom punya mo instal pake apa??)

Booting dari Cd-Room:



Udah proses Booting, sekarang pilih paket2 yang mo di install,












Paket2 nya da banyak,
tiap paket punya fungsi yang beda-beda tapi ada juga yang berkaitan,
jadi biar aman instal smua paket aja :P (kan biar bisa di pelajari smuanya)..

untuk milih smua paket nya kamu bisa tekan "a", trus klo dah yakin buad mulai instal paket2 nya teken "i", entar ada pertanyaan:

* Do you want to keep old configuration ? [ y/n] ketik Y
* Continue ? [ y/n] ketik Y












Setelah itu proses installasi system dimulai,
disini kita tidak perlu membuat partisi hardisk karena secara otomatis dia akan membuat partisi sendiri.












Gambar pas lagi proses instalasi.

Setelah proses installasi selesai maka kita akan di minta untuk merestart system,
tekan enter untuk merestart system.













udah itu kamu di sarankan untuk nge-check Hardisk yang dipake,
proses pengecekan ini lumayan lama loh tergantung dari space hardisk yang dipake.












Kalo kamu yakin hardisk nya masih bagus teken "N" aja, abis proses chek nya lama sih












Udah itu kamu di bawa ke halaman login Mikrotik. Selesai de proses instalasi nya....
Selasa, 01 Juni 2010

Internet Protokol versi 4 Diduga Habis pada 2010

Penggunaan internet kini menjadi salah satu sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Internet memudahkan penggunanya di saat menjalani aktivitas yang padat setiap harinya ditambah dengan kebutuhan mereka untuk memperoleh informasi yang cepat. Pesatnya pengguna internet di dunia seiring dengan menjamurnya website-website baru. Namun, Internet Protocol (IP) Address yang biasa digunakan, diduga akan habis pada 2010 nanti.

Hal tersebut tertera pada keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) pada Rabu (25/11) melalui Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo. Gatot menuturkan bahwa sejak 1983 hingga saat ini, sistem pengalamatan yang umum digunakan adalah IPv4 (IP versi 4-red) dengan kapasitas alamat sebesar 4,294,967,296 (4 miliar lebih).

Internet Assigned Numbers Authority (IANA), lembaga resmi internasional pengelola alamat IP mengeluarkan data, bahwa jumlah tersisa dari IPv4 saat ini tinggal kurang lebih 10% dari kapasitas awal, atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa serta perkembangan teknologi telekomunikasi masa mendatang yang cenderung berbasis IP.

“Menurut perhitungan secara matematis yang dilakukan oleh seorang analis senior di APNIC, Geoff Houston, alokasi IPv4 yang tersisa di IANA akan habis pada tahun 2010 dan habisnya IPv4 tersebut akan disusul pada tingkat regional pada tahun 2011 serta pada tingkat pengguna (lokal) pada tahun 2012,” jelas Gatot.

Kondisi ini sendiri merupakan percepatan penggunaan IPv4, karena menurut prediksi awal yang dibuat pada 2006, diperkirakan baru akan habis pada tahun 2014. Melihat tren penggunaan saat ini dan tingginya tingkat pertumbuhan layanan internet yang dipicu perkembangan teknologi broadband wireless access, maka proyeksi habisnya IPv4 bukan tidak mungkin akan lebih cepat dari 2012.

Kebutuhan IP Address dalam jumlah besar ternyata sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh para pakar dunia internet. Internet Engineering Task Force (IETF), tahun 1994 telah merillis teknologi masa depan pengalamatan internet, yaitu IPv6. Saat kemunculannya, IPv6 memang secara resmi disebut sebagai IP Next Generation (disingkat IPng) yang pada masa depan dipersiapkan menjadi inti dari teknologi internet masa depan.

Ditjen Postel Departemen Kominfo sendiri telah mengadakan workshop mengenai IPv6 pada 25 November lalu di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Acara bertajuk "Hands-on Training Dasar IPv6 2009" ini menghadirkan sejumlah pembicara dari APJII, Dnet, BRTI, APNIC, UI, PT Telkom dan Detik.com.

Khusus di Indonesia, penerapan IPv6 sebagai inti implementasi internet masa depan juga merupakan dukungan yang kuat terhadap cita-cita Indonesia dalam menaikkan peringkatnya pada ICT Development Index (IDI, 2007 Indonesia peringkat 108).

Bertambahnya akses yang lebih luas, serta pengguna yang lebih banyak, adalah sebagian dari parameter utama IDI yang memungkinkan Indonesia menaikkan peringkatnya dan masuk dalam 100 besar rangking IDI. Di wilayah Asia Tenggara, Vietnam ada di peringkat 92, disusul Filipina pada urutan 91, Malaysia menempati peringkat 52 serta Singapura di posisi 15.

“Maka implementasi IPv6 menjadi bagian tak terpisahkan, dari usaha bersama untuk meningkatkan peluang akses informasi dan komunikasi bagi seluruh rakyat Indonesia, dan secara tidak langsung menaikkan peringkat IDI Indonesia,” jelas Gatot.